Saat Kritik Bupati Datang, ITE Terbilang

Carkaya mengenal Nina Agustina sejak delapan tahun lalu. Keduanya bernaung di bawah payung partai yang sama, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Bahkan mereka sempat dipertemukan dalam tim sukses pemenangan Toto Sucartono saat mencalonkan diri sebagai calon bupati Indramayu 2015-2020.

Lima tahun berlalu, keduanya kembali bertemu. Bukan untuk mendukung Toto yang kembali mencalonkan diri lewat jalur independen, melainkan mengusung pasangan Nina bersama pesinetron, Lucky Hakim sebagai calon bupati Indramayu periode 2020-2025. Carkaya ditunjuk sebagai koordinator bidang politik tim pemenangan Nina.

“Mulai dari membikin visi dan misi bupati, menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), hingga merumuskan kebijakan terkait pertanian di Kabupaten Indramayu semuanya saya jabani untuk membantu bupati,” katanya saat ditanya mengenai tugas di tim pemenangan Nina, Kamis, 7 September 2023.

Pasangan Nina-Lucky kemudian berhasil meraih suara tertinggi dengan meraih 313.768 suara atau 36,76 persen. Saat penetapan bupati pada Januari 2021 lalu, Nina menjanjikan perbaikan sistem informasi, serta membangun desa-desa tertinggal lewat pelbagai kebijakan prorakyat. Antara lain mendorong peningkatan produksi padi dan beras agar Indramayu bisa menjadi pemasok beras terbesar di Indonesia.

Carkaya mengaku senang bukan kepalang dengan kemenangan Nina-Lucky. Ia berharap pasangan yang diusungnya itu dapat mengatasi pelbagai masalah di Indramayu. Mulai dari pertanian, pembangunan, serta kesejahteraan warga. Sebab, menurutnya, Indramayu tak mengalami kemajuan sejak dinasti politik berkuasa puluhan tahunan. “Hampir 52 tahun, Indramayu dipimpin oleh pola-pola pemerintahan yang sama. Kita sudah muak, pokoknya jangan mereka yang menang deh. Makanya kita dukung Nina saat itu,” tegas Carkaya.

Namun belakangan, Carkaya menilai kepemimpinan Nina di Kabupaten Indramayu belum maksimal sekalipun pada 2022 lalu, Kabupaten Indramayu berhasil memproduksi padi gabah kering giling (GKG) tertinggi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Carkaya menduga Nina memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi. “Termasuk membagikan bantuan sosial dari pemerintah berupa sembako dengan foto dirinya sendiri dan bertuliskan NA singkatan Nina Agustina,” ujarnya.

“Karung-karung beras dengan karikatur wajah bupati yang produksi oleh PT. Bumi Wiralodra Indramayu. Padahal beras itu berasal dari APBD,” ia melanjutkan.

Hal lain yang disoroti Carkaya ialah proyek pembangunan Alun-alun Puspawangi. Proyek ini sebelumnya dilakukan untuk mengembalikan fungsi alun-alun sebagai ruang terbuka publik. Penataan program tersebut didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2021. Tapi proyek yang menghabiskan uang sekitar Rp 6 miliar itu tak kunjung selesai. “Bahkan patung Soekarno yang dibangun di sana tidak dibangun sebagaimana semestinya. Itu bukan Soekarno,” ia menilai.

Pelbagai keresahannya tentang kebijakan pemerintah kabupaten itu lah yang kemudian ia tuliskan di media sosial Facebook. Salah satu tulisannya diberi judul, “Roti dan Sirkus atau Sembako dan Paket Proyek. Kerja Inspiratif atau Inspiratif Dobol (bohong).” Tulisan itu diunggah Carkaya pada 7 Agustus 2022. Carkaya melengkapi tulisannya dengan foto bupati dan mantan wakil bupati Indramayu mengenakan pakaian dinas serba putih lengkap dengan topi berlambang Garuda. Komposisi keduanya dalam foto tersebut dibikin dekat dengan posisi sejajar.

Frasa “roti” dan “sirkus” yang ditulis Carkaya merupakan satir yang mengadopsi tulisan penyair Romawi bernama Juvenal. Juvenal menggambarkan bagaimana kebijakan yang dibuat pada akhir abad pertama bukan untuk memenuhi apa yang sebenarnya masyarakat butuhkan, melainkan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dengan hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terlihat, seperti makanan yang berarti roti dan hiburan atau sirkus.

“Saya melihat kasus serupa juga terjadi di Indramayu. Masyarakat hanya diiming-imingi bantuan sosial saja. Ketika terjadi kemiskinan, pemerintah hanya fokus kepada bantuan makanan atau hiburan-hiburan murahan, padahal mereka dapat mengubah sistem dengan menarik investor, sehingga kemiskinan itu dapat ditekan,” ia menjelaskan.

Dalam media sosialnya, Carkaya juga mengomentari kebijakan bupati yang diduga hanya menguntungkan segelintir orang. “Beberapa proyek pembangunan tender di Kabupaten Indramayu juga dimenangkan oleh perusahaan itu-itu saja, seperti PT. Bumi Wiralodra Indramayu dan CV Duta Prima Priangan,” jelasnya.

Sebulan setelah tulisan itu terbit, Carkaya dilaporkan ke polisi oleh salah seorang dari PT. Bumi Wiralodra pada September 2022. Ia dilaporkan menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena diduga mencemarkan nama bupati. Namun karena laporan tersebut bukan dilaporkan oleh Nina, maka pihak kepolisian tidak melanjutkan prosesnya.

Putri dari Kepala Kepolisian Indonesia 2001-2005, Da’I Bachtiar, baru membikin laporan polisi empat bulan sejak pembatalan laporan pertama atau Kamis, 23 Februari 2023. Carkaya dilaporkan karena dianggap mencemarkan nama lewat media sosial sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (3) UU No. 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 tahun 2008 tentang ITE.

Nina sedikitnya membawa 15 bukti berupa unggahan Carkaya di media sosial. “Jadi dari 15 konten, menurut penilaian kepolisian, unggahan yang ada kata fee proyek itulah yang ada delik aduannya,” jelasnya. Nina menginginkan agar Carkaya membuktikan seluruh tudingan yang disampaikan lewat Facebook.

Sayangnya, kata Carkaya, Nina sulit untuk ditemui. Pun dalam dua kali mediasi. Menurutnya, Bupati Nina selalu tak hadir dengan alasan dinas luar kota. Sementara kepada polisi, Carkaya mengaku tidak bermaksud mencemarkan nama Nina lewat media sosial. Hal itu ia terangkan dalam pemeriksaan di ruangan Unit II Tipditer Satuan Reskrim Polres Indramayu pada Selasa, 14 Maret 2023. “Saya tidak menulis nama Nina dalam tulisan,” sergahnya. Pernyataan itu juga diulang berulang kali saat Carkaya diperiksa Rabu, 29 Maret 2023 di ruangan yang sama.

“Barangkali proses wawancara saya dengan polisi itu sebanyak 10 hingga 12 kali secara terus menerus. Alasan polisi melakukan banyak wawancara itu untuk membuktikan kalau tulisannya memang tersandung pasal UU ITE,” jelasnya.

Dalam pemeriksaan itu Carkaya ditanya seputar tulisan. Utamanya mengonfirmasi perihal fee proyek, sembako dari dana APBD, hingga kesehatan dan kedekatannya dengan Nina. “Pertanyaan polisi selalu sama pada saat pemeriksaan. Putar-putar di sana. Terus memanggil saksi ahli bahasa, ahli hukum, dan kembali lagi ke proses penyidikan.”

Meski begitu, Carkaya memilih untuk tenang menghadapi laporan Nina. Ia mengaku sudah sering dilaporkan ke polisi. Sejak 2017, sudah lima kali ia berurusan dengan polisi. “Selain kasus ini, dulu saya pernah dilaporkan karena mengkritik penggunaan APBD untuk kepentingan dinasti bupati. Lalu terkait penggunaan APBD untuk kampanye pada 2020, hingga disebut membocorkan data yang tidak benar oleh pabrik gula Rajawali II yang merupakan anak perusahaan BUMN pada 2021,” jelasnya merujuk bentrokan antara petani yang mengakibatkan dua orang tewas di perbatasan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Senin, 4 Oktober 2021.

Bentrokan tersebut merupakan buntut dari konflik antara petani tebu mitra PT. Pabrik Gula (PG) Rajawali II Unit Jatitujuh yang merupakan Anak Perusahaan dari BUMN PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) dengan petani yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-KAMIS). “Petani penggarap menanam padi, sedangkan petani mitra menanam tebu. Kemudian konflik rebut-rebutan lahan sampai ada yang tewas dan petani penggarap diusir dari lahannya” kata Carkaya.

Setelah bentrokan tersebut, Carkaya mengaku sempat bertemu dengan Bupati Nina. “Saya sebagai tim advokasi para petani penggarap. Mereka dianggap provokator,” ucapnya. Ia meminta agar pemerintah kabupaten dapat memitigasi bentrokan susulan, sekaligus memberikan solusi agar petani penggarap beroleh hak atas lahan tersebut. Namun, menurut Carkaya, Pemkab Indramayu bergeming. Ribuan kelompok tani yang tak puas bahkan sampai berunjuk rasa di depan kantor bupati pada Agustus 2022 lalu.

Sederet masalah itu yang dinilai turut memengaruhi pelaporannya ke polisi. Meski begitu, Carkaya mengaku tidak gentar. Ia mengklaim mendapat dukungan dari pelbagai pihak sejak laporan itu dibuat. Utamanya dari koalisi petani, buruh, dan mahasiswa. “Pernah ada aksi yang dilakukan itu massanya mencapai 200 orang atau lebih,” jelasnya bersemangat.

Satu hal yang membikin Carkaya cemas ialah dampak pelaporan itu ke keluarga. Bagaimana pun ia mengaku tidak mau memberitahu keluarganya ihwal kasus tersebut. “Saya memang tidak memberi tahu ibu dan bapak karena mereka sudah terlalu tua untuk mendengarkannya. Namun ternyata informasinya sampai juga ke mereka dan membuat mereka cemas,” ucapnya dengan nada sedikit bergetar.

Namun kini, Carkaya mengaku sedikit lega. Sebab pada Kamis, 20 Juli 2023 lalu, ia menerima sepucuk surat dari Polsek Indramayu yang menerangkan bahwa pengaduan atas dirinya dihentikan sementara. “Isi perintahnya untuk menahan kasus dan tidak melanjutkan penyidikan hingga waktu yang tidak ditentukan,” terang dia.

“Saya tidak tahu itu sampai kapan, namun hal itu bisa membuat saya fokus lagi ke persiapan menjadi bakal calon legislatif di DPRD Jawa Barat,” lanjutnya. (Sonya Andomo)

Bagikan ceritamu!

Kamu memiliki kisah yang serupa? Ayo bagikan sekarang!

Adukan kasusmu!

Kamu sedang menghadapi kasus serupa? Ayo adukan sekarang!

#SEMUABISAKENA
Di Ujung Laporan Ada Dugaan Pemerasan
Buntut Panjang Menagih Utang
Dari Jari ke Jeruji
Empat Tahun Menunggu Kepastian Hukum
Bagikan ceritamu!

Kamu memiliki kisah yang serupa? Ayo bagikan sekarang!

Adukan kasusmu!

Kamu sedang menghadapi kasus serupa? Ayo adukan sekarang!